Album Los Skut Leboys.
Penantian tujuh tahun untuk sebuah album penuh dari Sore akan berakhir pada 3 September dengan beredarnya Los Skut Leboys, album ketiga dari grup pop asal Jakarta tersebut. Ini juga merupakan album penuh pertama Sore sejak pengunduran dirikeyboardist Mondo Gascaro pada tahun 2012, dan pada Los Skut Leboys, peran produser yang ditangani Mondo pada dua album sebelumnya dipercayakan kepada Agus Budi Permana alias Adink dan Sigit Agung Pramudita. Berikut ini cerita di balik semua lagu Los Skut Leboys menurut para anggota Sore sendiri.
"Sunday Dinner Forgotten"
"Ini lagu favorit gue, lagu instrumental pertama oleh kami, dengan solo trumpet oleh gue," kata Ade. "Lagu menghantui dan sengsara tentang tak punya waktu untuk makan malam bersama anak gue, karena gue ada kesibukan. Itu di hari Minggu, anak gue minta diajak ke restoran Dombrut di Lebak Bulus, dan gue bilang tidak bisa. Dia bilang, 'Tak apa-apa, Pa. Lain kali.' Hati gue patah jadi dua."
"Gesneriana"
Lagu ini bercerita soal anak perempuan Ade Paloh—anak keduanya—yang lahir pada 13 November 2014. Nama panjangnya adalah Gesneriana Nazla Paloh. "Gesneriana berarti bunga tulip dalam bahasa Latin. Gue doyan sama bunga itu, tapi tidak pernah punya," ujar Ade. "Sudut pandang liriknya menceritakan rasa terkesima gue mendapat anak perempuan; dan segala perasaan empatik feminisme yang timbul di gue karena seorang anak perempuan. Ade menerangkan bahwa lagu ini sangat guitar song dengan aransemen yangMadchester sound ala The Smiths. Sebelumnya, dalam album Ports of Lima, anak pertama Ade telah lebih dulu menjadi inspirasi berlirik pada lagu "Ernestito".
"There Goes"
Single pertama yang tenteram dari Los Skut Leboys, dengan musik ciptaan Bemby dan lirik oleh Ade. "Salah satu yang gue senang kan Bread, terus lagi iseng buat lagu seperti itu. Gue bosan buat lagu yang begitu-begitu lagi, yang khas Sore," kata Bemby. "Gue cuma berpikir, 'There goes, there goes.' Kebetulan Ade juga mencintai Americana, seperti 'Hotel California', Bread, Steely Dan."
"Plastik Kita"
"Ini salah satu lagu terakhir yang gue rekam bersama Mondo, untuk konsep awal album Los Skut Leboys," kata Ade. "Lagu ini tentang dekadensi konsumerisme dan jiwa-jiwa yang ikut terjual bersamanya. Semuanya plastik."
"Map Biru"
"Ini lagu sangat lama ciptaan gue saat baru pulang dari Amerika Serikat, di awal 2002," kata Ade. "Gue sedang wawancara kerja di Citibank dan sengaja mengacau agar nggak dapat pekerjaan itu. Sesudahnya, gue merokok di luar dan mengobrol dengan pria kurus yang membawa map biru dan berbaik hati meminjamkan koreknya. Dia bercerita sudah sepuluh kali ditolak untuk pekerjaan pegawai rendah. Gue malu karena punya segala kelebihan yang dia tak pernah impikan, dan menggagalkan wawancara itu hanya untuk membuat orang tua kesal. Gue merasa lebih rendah darinya. Gue masih ingat rupanya di hari itu, wajah dan telapak tangan berkeringat. Semoga dia mendapatkan yang selayaknya."
"Tatap Berkalam"
Lagu yang diciptakan Ade ketika Sigit, yang juga rekan Ade di Marsh Kids, menginap di rumahnya karena sedang pelatihan kerja di Jakarta. "Pada suatu pagi sekitar pukul 4, gue mengambil gitar dan berusaha membangunkan Sigit dari tidurnya. Dia bilang, 'Main terus,' dan gue lihat matanya penuh amarah namun sangat lembut. Sungguh paradoks. Jadi lagu ini tentangnya, dan bertanya apakah dia siap membawa pesan-pesan baik melalui lagunya, dan apakah dia siap menghadapi dunia dengan hanya menjadi dirinya sendiri."
"Para Plesirs Semu"
Satu-satunya lagu ciptaan Echa di album ini, dengan lirik yang dituliskannya berdasarkan judul yang diberi Ade. Musiknya yang riang menyimpan renungan di baliknya. "Ceritanya tentang kehidupan orang-orang yang hura-hura, senang-senang terus," kata Echa. "Pada akhirnya nanti dia berpikir, kan? 'Yang gue lakukan kemarin bermanfaat nggak?'"
"8"
Lagu ciptaan Billy Saleh, gitaris Polka Wars dan rekan Ade di Marsh Kids. "Dia mencoba menyumbang lagu, dan ternyata bagus banget," kata Ade. "Dia kesusahan di lirik, akhirnya gue bikin semuanya. '8' itu melambangkan infinity, bahwa maaf akan selalu diberi Tuhan, apa pun y ang elo lakukan untuk hidup elo. Elo melukis hidup elo sendiri, dan elo tanggung jawab atas hidup elo sendiri, dan berharap dimaafkan terus oleh Allah, nanti suatu hari di mana akan dimaafkan. Dan maaf Allah tak terbatas."
"Al Dusalima"
Lagu ciptaan Ade dengan lirik oleh Sigit. "Tadinya lagu ini bertempo cepat yang disukai Sigit dan Adink, dan mereka bilang akan lebih baik diperlambat ke tempo 6/8 dengan tempo waltz 3/2 pada refrain," kata Ade. "Gue bilang akan baik jika membuat penghormatan untuk rasul, dan Sigit melakukannya, sehingga judulnya begitu. Bemby berpikir akan lebih baik jika ada wanita yang berduet dengan gue di lagu itu, agar lebih lembut. Jadi kami meminta Aimee Saras untuk meminjamkan suaranya, dan itu surgawi."
"R14"
Dengan gaya penulisan judul yang memadukan huruf dan angka, lagu ini didedikasikan untuk karier Ria Irawan dan perangnya melawan kanker. "Aransemennya semacam 80's pop revival, biar pas dengan era Ria Irawan. Upbeat. Banyak bass beat dan synthesizer," ungkap Ade. "Tapi gue cuma rekam bass sama trumpet di lagu itu, yang menentukan jadi seperti '80-an malah Adink. Gue nggak tahu lagunya jadi begitu sampai tahap mixing terakhir."
"Fiksinesia"
"Ini sebuah lagu untuk Bandung dan suasana di sana. Gue terinspirasi penampilan Themilo saat kami bermain bersama di Universitas Parahyangan awal tahun ini," kata Ade. "Itu sebabnya kami mengajak Ajie (Gergaji, vokalis sekaligus gitaris Themilo) untuk duet dan dia memainkan isian post rock khasnya. Ini lagu Sore dengan rasa shoegaze."
"Belajar Untuk Riang"
Lagu ciptaan Bemby di tahun 2007, setelah bertemu seorang pengemis berkaki satu yang mendekati mobilnya di perempatan Jalan Raya Kalibata. "Gue beri uang, tiba-tiba hujan besar. Peminta-minta itu kehujanan, cuma minggir dengan pelan, duduk di perempatan dekat polisi dan melihat ke atas sampai kehujanan mukanya. Nggak meneduh, dia nggak mau berdiri. Cuma lihat ke atas, lihat ke langit," katanya. "Di lirik, gue berusaha cerita apa adanya. Itu interpretasi gue, dan filsafat gue adalah kalau dalam suatu proses sedih, elo butuh proses pembelajaran untuk senang lagi."
"Pop Drama"
"Gue belum tahu lagu ini tentang apa, tapi mungkin bercerita tentang menyadari bahwa cinta itu masih busuk, tapi akan selalu ada harapan," kata Ade. "Adink sangat menyukai lagu ini, jadi dimasukkan."
"I Never Knew You in Wonderland"
Seharusnya Awan menyumbang satu lagu di album, tapi akhirnya berubah pikiran dan digantikan oleh lagu ciptaan Ade ini. "Jadi kami harus bergerak cepat dan merekamnya dalam sehari," kata Ade. "Lagu ini tentang membayangkan cewek yang kita sangat suka, sehingga kita membayangkan dunia impian yang bahkan di sana pun kita tak pernah bertemu dengannya."
Download [Full album] Los Skut Leboys Disini.
Sumber : Rolling Stone Indonesia
Penantian tujuh tahun untuk sebuah album penuh dari Sore akan berakhir pada 3 September dengan beredarnya Los Skut Leboys, album ketiga dari grup pop asal Jakarta tersebut. Ini juga merupakan album penuh pertama Sore sejak pengunduran dirikeyboardist Mondo Gascaro pada tahun 2012, dan pada Los Skut Leboys, peran produser yang ditangani Mondo pada dua album sebelumnya dipercayakan kepada Agus Budi Permana alias Adink dan Sigit Agung Pramudita. Berikut ini cerita di balik semua lagu Los Skut Leboys menurut para anggota Sore sendiri.
"Sunday Dinner Forgotten"
"Ini lagu favorit gue, lagu instrumental pertama oleh kami, dengan solo trumpet oleh gue," kata Ade. "Lagu menghantui dan sengsara tentang tak punya waktu untuk makan malam bersama anak gue, karena gue ada kesibukan. Itu di hari Minggu, anak gue minta diajak ke restoran Dombrut di Lebak Bulus, dan gue bilang tidak bisa. Dia bilang, 'Tak apa-apa, Pa. Lain kali.' Hati gue patah jadi dua."
"Gesneriana"
Lagu ini bercerita soal anak perempuan Ade Paloh—anak keduanya—yang lahir pada 13 November 2014. Nama panjangnya adalah Gesneriana Nazla Paloh. "Gesneriana berarti bunga tulip dalam bahasa Latin. Gue doyan sama bunga itu, tapi tidak pernah punya," ujar Ade. "Sudut pandang liriknya menceritakan rasa terkesima gue mendapat anak perempuan; dan segala perasaan empatik feminisme yang timbul di gue karena seorang anak perempuan. Ade menerangkan bahwa lagu ini sangat guitar song dengan aransemen yangMadchester sound ala The Smiths. Sebelumnya, dalam album Ports of Lima, anak pertama Ade telah lebih dulu menjadi inspirasi berlirik pada lagu "Ernestito".
"There Goes"
Single pertama yang tenteram dari Los Skut Leboys, dengan musik ciptaan Bemby dan lirik oleh Ade. "Salah satu yang gue senang kan Bread, terus lagi iseng buat lagu seperti itu. Gue bosan buat lagu yang begitu-begitu lagi, yang khas Sore," kata Bemby. "Gue cuma berpikir, 'There goes, there goes.' Kebetulan Ade juga mencintai Americana, seperti 'Hotel California', Bread, Steely Dan."
"Plastik Kita"
"Ini salah satu lagu terakhir yang gue rekam bersama Mondo, untuk konsep awal album Los Skut Leboys," kata Ade. "Lagu ini tentang dekadensi konsumerisme dan jiwa-jiwa yang ikut terjual bersamanya. Semuanya plastik."
"Map Biru"
"Ini lagu sangat lama ciptaan gue saat baru pulang dari Amerika Serikat, di awal 2002," kata Ade. "Gue sedang wawancara kerja di Citibank dan sengaja mengacau agar nggak dapat pekerjaan itu. Sesudahnya, gue merokok di luar dan mengobrol dengan pria kurus yang membawa map biru dan berbaik hati meminjamkan koreknya. Dia bercerita sudah sepuluh kali ditolak untuk pekerjaan pegawai rendah. Gue malu karena punya segala kelebihan yang dia tak pernah impikan, dan menggagalkan wawancara itu hanya untuk membuat orang tua kesal. Gue merasa lebih rendah darinya. Gue masih ingat rupanya di hari itu, wajah dan telapak tangan berkeringat. Semoga dia mendapatkan yang selayaknya."
"Tatap Berkalam"
Lagu yang diciptakan Ade ketika Sigit, yang juga rekan Ade di Marsh Kids, menginap di rumahnya karena sedang pelatihan kerja di Jakarta. "Pada suatu pagi sekitar pukul 4, gue mengambil gitar dan berusaha membangunkan Sigit dari tidurnya. Dia bilang, 'Main terus,' dan gue lihat matanya penuh amarah namun sangat lembut. Sungguh paradoks. Jadi lagu ini tentangnya, dan bertanya apakah dia siap membawa pesan-pesan baik melalui lagunya, dan apakah dia siap menghadapi dunia dengan hanya menjadi dirinya sendiri."
"Para Plesirs Semu"
Satu-satunya lagu ciptaan Echa di album ini, dengan lirik yang dituliskannya berdasarkan judul yang diberi Ade. Musiknya yang riang menyimpan renungan di baliknya. "Ceritanya tentang kehidupan orang-orang yang hura-hura, senang-senang terus," kata Echa. "Pada akhirnya nanti dia berpikir, kan? 'Yang gue lakukan kemarin bermanfaat nggak?'"
"8"
Lagu ciptaan Billy Saleh, gitaris Polka Wars dan rekan Ade di Marsh Kids. "Dia mencoba menyumbang lagu, dan ternyata bagus banget," kata Ade. "Dia kesusahan di lirik, akhirnya gue bikin semuanya. '8' itu melambangkan infinity, bahwa maaf akan selalu diberi Tuhan, apa pun y ang elo lakukan untuk hidup elo. Elo melukis hidup elo sendiri, dan elo tanggung jawab atas hidup elo sendiri, dan berharap dimaafkan terus oleh Allah, nanti suatu hari di mana akan dimaafkan. Dan maaf Allah tak terbatas."
"Al Dusalima"
Lagu ciptaan Ade dengan lirik oleh Sigit. "Tadinya lagu ini bertempo cepat yang disukai Sigit dan Adink, dan mereka bilang akan lebih baik diperlambat ke tempo 6/8 dengan tempo waltz 3/2 pada refrain," kata Ade. "Gue bilang akan baik jika membuat penghormatan untuk rasul, dan Sigit melakukannya, sehingga judulnya begitu. Bemby berpikir akan lebih baik jika ada wanita yang berduet dengan gue di lagu itu, agar lebih lembut. Jadi kami meminta Aimee Saras untuk meminjamkan suaranya, dan itu surgawi."
Dengan gaya penulisan judul yang memadukan huruf dan angka, lagu ini didedikasikan untuk karier Ria Irawan dan perangnya melawan kanker. "Aransemennya semacam 80's pop revival, biar pas dengan era Ria Irawan. Upbeat. Banyak bass beat dan synthesizer," ungkap Ade. "Tapi gue cuma rekam bass sama trumpet di lagu itu, yang menentukan jadi seperti '80-an malah Adink. Gue nggak tahu lagunya jadi begitu sampai tahap mixing terakhir."
"Fiksinesia"
"Ini sebuah lagu untuk Bandung dan suasana di sana. Gue terinspirasi penampilan Themilo saat kami bermain bersama di Universitas Parahyangan awal tahun ini," kata Ade. "Itu sebabnya kami mengajak Ajie (Gergaji, vokalis sekaligus gitaris Themilo) untuk duet dan dia memainkan isian post rock khasnya. Ini lagu Sore dengan rasa shoegaze."
"Belajar Untuk Riang"
Lagu ciptaan Bemby di tahun 2007, setelah bertemu seorang pengemis berkaki satu yang mendekati mobilnya di perempatan Jalan Raya Kalibata. "Gue beri uang, tiba-tiba hujan besar. Peminta-minta itu kehujanan, cuma minggir dengan pelan, duduk di perempatan dekat polisi dan melihat ke atas sampai kehujanan mukanya. Nggak meneduh, dia nggak mau berdiri. Cuma lihat ke atas, lihat ke langit," katanya. "Di lirik, gue berusaha cerita apa adanya. Itu interpretasi gue, dan filsafat gue adalah kalau dalam suatu proses sedih, elo butuh proses pembelajaran untuk senang lagi."
"Pop Drama"
"Gue belum tahu lagu ini tentang apa, tapi mungkin bercerita tentang menyadari bahwa cinta itu masih busuk, tapi akan selalu ada harapan," kata Ade. "Adink sangat menyukai lagu ini, jadi dimasukkan."
Seharusnya Awan menyumbang satu lagu di album, tapi akhirnya berubah pikiran dan digantikan oleh lagu ciptaan Ade ini. "Jadi kami harus bergerak cepat dan merekamnya dalam sehari," kata Ade. "Lagu ini tentang membayangkan cewek yang kita sangat suka, sehingga kita membayangkan dunia impian yang bahkan di sana pun kita tak pernah bertemu dengannya."
Download [Full album] Los Skut Leboys Disini.
Sumber : Rolling Stone Indonesia